Langsung ke konten utama

Urgensi Wakafprenuer Menuju Masyarakat Wakaf

Wakafprenuer adalah istilah anyar bagi pegiat wakaf produktif. Seperti dalam tulisan sebelumnya di Seruji Penulis menguraikan 3 langkah memajukan wakaf yakni literasi, kreasi dan konversi. Idealnya seluruh ketiga tahapan tersebut diperlukan para wakafprenuer sehingga membentuk sebuah ekosistem.
Tahap literasi sebagai langkah awal merupakan upaya memberikan kesadaran pentingnya berwakaf kepada publik. Para wakafprenuer ditantang menciptakan berbagai program literasi yang ramah terhadap publik (user friendly).
Target literasi utama menyasar kepada kalangan millenials atau generasi muda “kids jaman now”. Jumlah mereka ini luar biasa karena Indonesia mengalami bonus demografi. Selain itu pemahaman ideologis generasi ini masih dalam proses pencarian sehingga sangat potensial dan strategis.
Karena generasi muda ini mayoritas menggunakan telepon pintar maka dibutuhkan aplikasi menarik yang terkait permainan atau game perwakafan.
Generasi millenials yang dijangkiti budaya FoMo (Fears of Missing out) seyogianya diakomodasi oleh tawaran solusi kreatif para Wakafprenuer. Diperlukan start up bisnis khusus wakafprenuer yang potensial dibina menjadi perusahaan besar berskala global (unicorn company).
Pendanaan awal hingga akhir perusahaan hasil wakafprenuer ini hendaknya dengan skema wakaf juga. Hasil yang diperolah dari putaran dana wakaf juga akan dikembangkan untuk membesarkan asset wakaf.
Literasi atau gerakan penyadaran dan kampanye serta sosialisasi tentang wakaf oleh wakafprenuer idealnya meliputi literasi ilmu wakaf serta literasi kompetensi wakaf.
Alhamdulillah sudah mulai tumbuh beberapa lembaga pendidikan tinggi yang peduli terhadap studi Ilmu Wakaf. Akan lebih baik jika literasi wakaf dikenalkan sejak usia dini dan sekolah dasar serta sekolah menengah.
Beberapa pekan lalu Badan Wakaf Indonesia mengusulkan ke Kementrian Agama RI agar literasi wakaf tidak hanya di sekolah ibtidaiyah juga untuk khutbah Jumat secara berkala.
Para wakafprenuer ideal bisa jadi adalah nazir (pengelola) wakaf yang sudah teruji. Wakafprenuer harus mampu berkreasi menciptakan usulan menarik dan menguntungkan agar ranah wakaf dapat menyejahterakan penerima wakaf (maukuf alaih) secara khusus dan masyarakat umumnya. Sehingga kelak hasil produktif wakaf ini juga mengangkat harkat martabat mereka yang terlibat dalam wakaf.
Gerakan Wakafprenuer jika dilakukan secara massif dan terstruktur akan menggelinding bak bola salju. Apabila sudah membesar inshallah lambat laun masyarakat wakaf ( wakaf society) akan terwujud. Semoga semakin banyak wakafprenuer lahir dari Indonesia.
Ditulis oleh : Imam Nur Azis
Penulis adalah pengurus Badan Wakaf Indonesia dan Pegiat Komunitas Wedangjae.

Komentar

Populer

Mengenal Benturan Peradaban : Sebuah Pengantar

Apa perbedaan ideologi dengan peradaban ? Bagaimana pengaruhnya terhadap tatanan global dunia? Dimanakah posisi ideologi dan peradaban dalam gerakan mahasiswa ? Adalah pertanyaan fundamental yang layak dipahami oleh seorang aktivis gerakan mahasiswa muslim. Yang jelas, setelah blok komunis runtuh pada kurun waktu 1980-an, maka perbincangan tentang ideologis dianggap sudah selesai. Para pemikir kemudian kemudian menemukan cara pandang baru yang lebih komprehensif yaitu peradaban. Dalam tataran lokal masional, friksi diantara tiga ideologi besar --nasionalis, agama (Islam), dan komunis—tidak lagi menarik dibicarakan dibanding dengan pembicaraan seputar peradaban barat, Islam, dan konfusian. Tulisan berikut ini bukanlah sebuah analisis orisinil penyusun, tetapi kumpulan tulisan dari beberapa penulis dan pengamat peradaban yang dimuat dimedia massa, baik berupa artikel, resensi, maupun kutipan-kutipan dari esai ilmiah populer. Dengan harapan, dapat digunakan sebagai bahan diskusi yang

Award dari Majalah SWA

Award dari SWA Kliping majalah SWA edisi 3 NOvember 2008 , saat bersama temen-temen di komunitas penulis, Komunitas Wedangjae, mendapat anugerah Award sebagai komunitas terbaik kedua Paling Berkontribusi aspek Kebangkitan Bangsa. Survei dilakukan oleh Prasetya Mulia Bussiness School . Piagamnya, berpigura, sampe dirumah kira-kira3 minggu kemudian.    Kalimatnya : Certify that KOmunitas wedangjae who Construct Inspiration of Society. (alhamdulillah) . Tampak dalam foto, 3 pegiat  Wedangjae : Joko Kristiyanto, Edhi Prayitno Ighe, Doni Riadi

Milestone Wedangjae Online

Assalamu'alaikum Wr.Wb, Ini adalah sebuah milestone atau sebuah tonggak baru atau Nol Kilometer bagi Komunitas Wedangjae online. Setelah didirikan tahun 2002 dan memiliki web untuk pertama kali tahun 2003 di Geocities (free) menggunakan Dreamweaver, Flash, dan Frontpage, hingga mengalami pasang surut dengan web berbasis CMS berdomain dotcom (2006-2010) dan dotnet (2010-2017), kini Wedangjae hadir kembali dalam bentuk yang lebih praktis, menggunakan blog engine sebagai 'angkringan'-nya. Sebagian tulisan adalah arsip digital para pegiatnya atau kegiatan yang pernah dilakukan Wedangjae, sehingga tanggal posting sebelum Maret 2018. Sebagian yang lain adalah karya terbaru di awal-awal tahun 2018. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum Wr.Wb.