Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

FoMo: Tantangan Wakaf Era Milenial

Pada tulisan terdahulu Penulis mengungkapkan tiga tahapan memajukan Wakaf yakni literasi (kampanye), kreasi dan Konversi. Ketiga tahapan tersebut sebaiknya dilakukan secara masif, adaptif, cepat responsif (agility) serta berkelanjutan (sustainabilty). Masifikasi literasi wakaf diperlukan karena “kids zaman now” begitu cepat bergerak dan menerima terpaan digital informasi yang mengepungnya setiap saat. Jumlah gadget dan saluran penghubung (connectedness) makin banyak dan beragam sehingga diperkirakan tahun 2020 dengan penduduk 7,9 milyar akan justru memiliki 50 milyar gadget. Generasi Milinial dan Digital Native segera disusul generasi Alpha merupakan keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri menjadi bagian dari kelak Masyarakat Wakaf. Mereka yang kini berusia belasan dan awal dua puluhan tahun ini akan menjadi tulang punggung Digital Generation Wakaf (Dig Gene Wakaf). Seperti kita fahami nilai utama dalam pengelolaan asset wakaf pada hakikatnya adalah sustainibility. Bahkan

Tiga Langkah Memajukan Wakaf

Secara singkat Penulis ingin menjabarkan langkah atau tahap bagaimana agar wakaf BISA menjadi bagian penting dari fondasi ekonomi ummat. Tahap ini dibagi menjadi tiga K dimulai dari Kampanye lalu Kreasi dan diakhiri Konversi. Pertama, Kampanye. Selama ini mayoritas ummat belum memahami konsep wakaf produktif. Jangankan tentang wakaf sebagai fondasi ekonomi, wakaf itu sendiri sebagai isu belumlah menjadi agenda publik. Penulis mengusulkan agar dilakukan langkah masif, terstruktur dan strategis untuk mengkampanyekan konsep pembangunan wakaf. Wakaf harus menjadi arus utama (mainstream) perbincangan publik bahwa ia bagian dari solusi pembangunan ekonomi. Kampanye ini harus dilakukan ke semua segmen dan elemen masyarakat melalui program kontinyu off air dan on air alias BTL (Below The Line) dan ATL(Above The Line ) melibatkan seluruh pemangku kepentingan (all stake holders) termasuk generasi millenials yang gandrung gadget dan media sosial. Setiap konten harus menarik sesuai