Bagi masyarakat sekitar desa bringinsari, keberadaan gula tebu bukan barang asing lagi. Merupakan hasil perasan tebu lokal, kemudian dimasak 4 jam dan dicetak menggunakan batok kelapa. Bentuk batok dan berwarna coklat mirip dengan gula jawa atau gula nira. Bagi orang yang tidak biasa, akan terkecoh dengan penampilannya dan mengira gula jawa. Produksi gula tebu ini masih tradisional dan alami. Salah satu ciri kealamiannya yaitu dari rasanya. Kalau rasanya yang muncuk manis, manis, manis dan tidak ada pahit getirnya kemungkinan masih alami. Dengan rasa yang seperti ini dimungkinkan prosesnya alami dan tidak ada campuran sama sekali dengan bahan kimia atau lainnya. Bagi penduduk desa bringinsari, produksi gula tebu hanya sebagai sampingan. Paling hanya menghasilkan pendapatan Rp 100.000/bulan. Dengan program comunity development, produk ini sebenarnya bisa lebih dikembangkan potensinya. Ada beberapa tahap pengembangan produk ini agar bisa masuk pasar prem...
Wacana dan Analisis Jurnalisme Empatik